Berikut adalah hal – hal yang kalian harus hindari dalam merekam gambar, dan beberapa kesalahan pada videografer pemula.
Merekam Gempa Bumi dan Pentas Dangdut
Gempa bumi tidak setiap saat terjadi. Namun, setiap peristiwa atau adegan yang direkam seolah-olah selalu berlangsung pada saat terjadi gempa bumi. Atau seolah terjadi di seputar pentas dangdut. Semua serba goyang, termasuk videografernya. Gambar-gambar yang selalu bergoyang, tidak stabil, terkadang tidak fokus dan cenderung acak-acakan. Ini adalah bentuk kesalahan mendasar dan kebiasaan merekam tanpa rencana, sehingga merekam apa saja yang ada di depan kamera, namun tidak jelas apa yang menjadi subyeknya. Bahkan mungkin si videografer sendiri tidak tahu apa yang direkamnya.
Merekam Sambil Jogging
Kebiasaan merekam video sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kebutuhan, umumnya akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman untuk dinikmati. Subyek seolah memantul naik turun, disertai goyangan tak beraturan. Merekam gambar dengan pergerakan seperti ini sebetulnya sangat menarik dan memberikan efek dramatis. Syaratnya, stabilitas pergerakan horizontal harus lebih diutamakan sambil sebisa mungkin meminimalisir pergerakan vertikal.
Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menembak
Meski sama-sama dilakukan dengan cara membidik, merekam video berbeda dengan menembak. Menempatkan subyek tepat di tengah-tengah bingkai gambar (frame) akan sangat bagus dan tepat sasaran pada saat Anda menembak dengan senapan. Tetapi dalam hal videografi, ini adalah cara pengambilan gambar yang tidak diajurkan, karena hasilnya akan cenderung membosankan. Ini adalah salah satu kesalahan mendasar dalam hal pembingkaian (framing) dan komposisi.
Mengikat Diri di Tiang Bendera
Kebiasaan merekam video dengan berdiri terpaku di satu titik, tanpa berpindah posisi, seolah merekam di tengah upacara, dalam kondisi terikat di tiang bendera. Ini akan menciptakan gambar-gambar yang statis dan monoton, karena tidak menawarkan variasi sudut pandang atau komposisi lain yang mungkin jauh lebih menarik. Juga kebiasaan hanya merekam sebatas level pandangan mata (standing eye level), meski sebetulnya akan lebih menarik jika suatu subyek diambil dari sudut alternatif (high angle atau low angle). Bukan sebuah kesalahan fatal, namun sekali lagi cenderung membosankan. Ini adalah contoh kebiasaan salah yang berkaitan dengan sudut pengambilan gambar (angle).
Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menyetrika
Zoom adalah fasilitas dasar yang sangat membantu dan memudahkan dalam pengoperasian kamera video. Dengan zooming, kita bisa mendekati subyek (tele) atau menjauhi obyek (wide) tanpa harus berpindah tempat. Namun penggunaan fungsi zoom yang berlebihan dan dengan cara yang tidak semestinya, akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman ditonton. Subyek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi. Maju, mundur, maju lagi, mundur lagi, persis seperti setrika. Ini adalah contoh kesalahan penggunaan fasilitas kamera.
Merekam Video di Zebra Cross
Bayangkan seseorang yang akan menyeberang jalan di zebra cross. Tengok kanan, tengok kiri. Merasa belum yakin, tengok kanan lagi, tengok kiri lagi. Bahkan setelah berjalan di zebra cross pun orang masih melakukannya untuk memastikan apakah jalan benar-benar aman. Tengok kanan kiri adalah kebiasaan bagus jika seseorang akan menyeberang jalan raya. Tapi merekam video dengan cara serupa, tidak akan menghasilkan rekaman yang menarik untuk ditonton. Terlalu banyak panning dalam satu shot ( satu ambilan gambar dalam satu rekaman), baik ke kiri ke kanan atau ke atas ke bawah (tilt) adalah contoh kebiasaan buruk dalam merekam gambar. Terlebih jika digabungkan dengan zoom in dan / atau zoom out. Sebuah contoh kesalahan dalam pergerakan kamera (camera movement).
Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dengan Memotret
Berbeda dengan kamera foto yang merekam sebuah momen, kamera video merekam sebuah proses dinamis atau aksi (action), sehingga menghasilkan gambar bergerak (dan bersuara). Kebiasaan mengabadikan sebuah momen pada saat memotret, acapkali terbawa pada saat mempergunakan kamera video. Hasilnya adalah hasil rekaman video dengan durasi yang terlalu pendek dalam setiap shot (satu ambilan gambar dalam satu rekaman). Shot yang terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami detil subyek yang ditampilkan. Shot yang terlalu pendek juga akan menimbulkan kesulitan dalam proses pasca produksi (editing).
Merekam Tokoh Misterius
Menempatkan subyek penting (umumnya manusia) pada bagian depan dengan latar belakang yang lebih kuat pencahayaannya. Kebiasaan atau ketidaksadaran dengan situasi backlight seperti ini (dan tidak segera melakukan antisipasi), akan menciptakan siluet dan sosok-sosok misterius. Rekaman video yang terlalu sering atau terlalu lama dalam kondisi backlight, sudah pasti tidak akan nyaman ditonton dan kehilangan kesan profesional. Sebuah contoh kesalahan umum dalam hal pencahayaan (lighting).11
Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan
karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.
Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara
dan gambar.
Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah
produksi.
Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan
tugasnya.
Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai
macam jenis dan bentuk suara.
Angle : Sudut pengambilan gambar.
Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat
animasi.
Audio Effect : Efek suara.
Ambience : Suara natural dari objek gambar.
Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri
penyiaran.
Background : Latar belakang.
Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau
urutan acara.
Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan
komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena
iklan komersial.
Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara
gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya
digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan
background.
Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa
ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada
jeda iklan komersial.
Cut : Pemotongan gambar.
Cutting : Proses pemotongan gambar.
Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan
gambar.
Clear – Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan
dengan ruang master control.
Channel : Saluran.
Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
Compotition : Komposisi.
Continuity : Kesinambungan.
Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan
kebutuhan gambar.
Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat
bergerak keatas dan kebawah.
Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan
peran yang akan diberikan.
Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar
melalui tekhnologi komputer.
Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video
Klip.
Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi
kamera.
Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa
dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh
jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
Editing : Proses pemotongan gambar.
Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran.
Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.
Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.
Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga
mendekati objek aslinya.
Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu
mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk
syuting.
Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
Image : Simbol yang sesuai objek.
Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara
televisi.
Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.
Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
Lighting : Penataan cahaya.
Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar
dari kamera.
Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang
pengambilan gambar dari kamera.
Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan
dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol
proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk
siaran live show maupun recorded.
Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.
Main Object : Target pada objek utama.
Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.
Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang
siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting
secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.
Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian
dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.
Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang
mengganggu program acara.
News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas
seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time
code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar
tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision
List).
On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan
memperindah gambar setelah melalui proses off line.
Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur
fiksi, nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.
Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan
musik.
Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau
cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan
perhatian penonton.
Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan
atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa
perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar
studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian
arus daya listrik.
Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun
sebaliknya.
Property : Berbagai aksesori.
Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan
secara berurutan.
Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi
dimulai.
Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya
istilah ini digunakan pada proses editing.
Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh
kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai
paskaproduksi.
Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat
popularitas program acara televisi terhadap penonton.
Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang
dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang
disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang
digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.
Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
Shot : Ambil Gambar.
Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
Skill : Keahlian.
Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai
dari set artistik, performer hingga masalah tekhnis siaran.
Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen
produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.
Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang
hanya menggunakan satu kamera.
Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun
nonfiksi.
Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada
sutradara maupun pendukung produksi lainnya.
Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan
pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan
yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
Sound : Penataan suara.
Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk
mendukung suasana dari adegan.
Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang
dapat dinikmati dengan posisi diam.
Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk
memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input
kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.
Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan
gambar sesuai dengan komando sutradara.
Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung.
Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post
production studio).
Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk
mendapatkan perhatian penonton maupun sponsor.
Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah
melalui sejumlah jalur (track).
Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan
alur cerita.
Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan
ukuran sesuai dengan masa atau zaman.
Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar
berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk
mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk
mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama
antara anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.
Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai
pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.
VTR : Video Tape Recording.
Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.
Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi
cerita namun tidak tampak dilayar televisi.
Video Klip : Video musik.
Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang
menayangkan berbagai video klip.
Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.
Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk
mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera
dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini
menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web
streaming internet.
Wardrobe : Berbagai aksesori
pendukung kostum bagi peran – peran tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar